BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Alam semesta merupakan suatu ruang atau tempat bagi manusia, tumbuh-tumbuhan,
hewan, dan benda-benda lainnya. Langit sebagai atapnya dan bumi sebagainya
lantainya. Jadi, alam semesta atau jagat raya adalah satu ruang yang maha
besar, terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik. Tuhan menciptakan bermacam-macam makhluk, tetapi yang paling istimewa dan
sempurna yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal,
agar manusia dapat membedakan baik atau buruknya sesuatu.
Akan tetapi yang menjadi pembicaraan sekarang ini adalah bagaimana proses
terjadinya alam semesta? Para ahli sudah banyak yang mengeluarkan pendapat
tentang proses terjadinya alam tersebut, dan bahkan mereka rela mengorbankan
nyawanya demi mempertahankan argumennya, dan bahkan sampai saat ini masih belum
ada yang mengetahui betul tetang proses terbentuknya alam semesta ini. Kita sebagai
Muslim tentunya sudah tidak meragukan lagi tentang alam semesta karena meyakini
apa yang disebutkan dalam Al- Qur’an adalah benar, salah satunya yaitu tentang
proses tentang terjadinya alam semesta.
Al-Qur’an
merupakan sumber dari segala ilmu. Di dalam al-Qur’an disebutkan kejadian tentang
alam semesta dan kejadian-kejadian lainnya. Alam semesta merupakan salah satu
bukti kebesaran Tuhan. Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta isinya
untuk manusia sebagai khilafah dibumi dan telah menyatakan tentang penciptaan
alam semesta dalam ayat-ayatNya. Meskipun demikian, al-Qur’an bukan buku
kosmologi atau biologi, sebab ia hanya menyatakan bagian-bagian yang sangat
penting dari saja dari ilmu-ilmu yang dimaksud.
Keingintahuan
manusia tentang alam semesta tidak hanya membaca al-Qur’an saja, akan tetapi
melakukan perrintah Tuhan. Sehingga ia menemukan kebenaran yang dapat dipergunakan
dalam pemahaman serta penafsiran al-Qur’an.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Apa
sajakah ayat-ayat al-quran yang menjelaskan tentang penciptaan Alam Semesta?
2. Bagaimana
isi tafsir surah Al-Fushilat ayat 9 sampai 12?
3. Bagaimanakah
isi tafsiran surah Huud ayat 7?
4. Bagaiimanakan
isi tafsiran surah al-Baqarah ayat 29?
5. Bagaimanakan
isi tafsiran surah Ali Imran ayat 190?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan
umum dari penulisan makalah ini adalah
diharapkan agar para mahasiswa dapat mengetahui ayat-ayat tentang penciptaan
alam semesta dan dapat memahami maksud serta penjelasan lebih lanjut mengenai
ayat tersebut dengan bantuan tafsir dari Teungku Muhammad hasbi ash-Shiddieqy.
Tujuan khusus dari
penulisan makalah ini adalah untuk
menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah
tafsir.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Q.S. FUSHSHILAT
Surah Fushilat (Yang
Dijelaskan) diturunkan di Mekkah sesudah surah Ghaafir, 54 ayat. Surah ini juga
dinamakan dengan surah “as-Sajadah” atau
surah “al-Masabih”.
Surah ini menjelaskan
tentang sifat al-Qur’an, tindakan orang musyrik terhadap al-Qur’an. Gambaran
tentang tanada-tanda kekuasaan Allah dalam menjadikan bumi dan langit (yang
akan dibahas), mengancam para musyrik dengan azab yang telah menimpa kaum ‘Ad
dan Tsamud, serta dengan azab yang akan menmpa mereka pada hari kiamat.
Disamping itu, juga menjelaskan
keadaan para mukmin yang berlaku lurus, bagaimana kesudahan mereka di dunia dan
di akhirat, menjelaskan sebagaian akhlak para mukmin, beberpa tanda-tanda
kekuasaan Allah, serta membahas keadaan al-Qur’an, beberpa akhlak manusia dan
tabiatnya, yang semua dimaksudkan untuk menyucikan jiwa.[1]
Fushilat ayat 9-12
9.
(1).Katakanlah:
”Apakah kamu mengingkari Allah yang telah menjadikan bumi dalam waktu 2 hari (2),
dan kamu jadikan beberapa sekutu bagi-Nya?
(3),Itulah Tuhan yang memelihara seluruh alam.”
10.
(4). Dia juga menjadikan gunung – gunung
dipermukaan bumi (5) ,dan memberikan
berkat-Nya (6) , serta mengatur makanan penghuni bumi (7), dalam waktu empat
hari (8), yang bersamaan (9) , untuk semua yang meminta – minta.
11.
(10). Kemudian Allah menuju langit,sedangkan
langit saat itu masih berupa asap.(11) , Allah berkata kepada langit dan bumi :
“ Datanglah kamu berdua kepadaku, baik dengan sikap patuh tunduk ataupun dengan
sikap terpaksa.” Langit dan bumi pun menjawab: “ Kami datang dengan patuh.”
12.
(12),
Maka, Allah menyelesaikan tujuh lapis langit dalam waktu dua hari (13), dan
mewahyukan perintah-Nya kepada masing – masing langit itu.(14), Kami menghias langit dan dunia dengan beberapa
pelita (bintang) (15), dan memeliharanya. (16), Itulah peraturan Allah yang
maha keras tuntutan-Nya lagi maha mengetahui.
Penjelasan :
1)
katakanlah kepada kaummu yang musyrik ,
hai rasul: “Bagaimana kamu mengingkari Allah yang telah menjadikan bumi dalam
dua hari ( dua tahap )? Kamu mengatakan bahwa Allah tidak bekuasa mengumpulkan
orang – orang yang telah meninggal dari kuburnya, dan bagaimana kamu menetapkan
beberapa sekutu bagi Allah, padahal Allah itu suci (bersih) dari sekutu.
Yang dimaksud dengan menjadikan bumi
disini adalah “menakdirkan wujudnya “,bukan melaksanakan wujudnya
(keberadaannya). Adapun yang dimaksud dengan “hari”ndisini adalah waktu, bukan
hari seperti yang kita kenali didunia sekarang ini. Sebab, pada masa itu belum
ada .
2)
Kamu, kata mehammad kepada para musyrik
lagi, telah menjadikan bagi Allah beberapa sekutu dari ijin, malaikat,patung
berhala, dan lain – lain .
3)
Tuhan yang telah menjadikan bumi dalam
dua tahap. Pertama dijadikannya sebagai benda beku, padahal sebelumnya hanya
berupa gas. Sedangkan yang kedua dijadikannya 26 lapisan dala enam fase seperti
yang dijelaskan oleh para ahli geologi, itulah yang memelihara seluruh alam.
4)
Allah juga menjadikan dimuka bumi itu
beberapa gunung besar dan tinggi – tinggi yang dasarnya masuk dalam tanah
bagaikan paku bumi untuk menjaga agar bumi tidak miring .
5)
Dia pun menjadikan bumi sebagai tempat
yang diberkati , penuh kebajikan yang
memberikan manfaat kepada para manusia dan makhluk yang lain. Gunung –
gunungnya dijadikan sebagai hulu sampai dan dijadikan pula sebagai sumber
tambang logam.
6)
Tuhan pula yang telah menentukan makanan
– makanan pengenyang bagi penduduk bumi yang sesuai dengan kondisi masing –
masing penduduk. Walaupun penduduk makin hari makin bertambah, bahan makanan
untuk mereka tetap ada. Hanya mereka perlu terus menerus berusaha mempergunakan
kemampuannya unruk memperoleh rezeki itu.
7)
Allah menjadikan bumi dan gunung- gunung
besar yang kukuh itu dalam dua hari, sedangkan mengeluarkan hasil – hasilnya
dan menentukan bahan makanan bagi penduduknya dalam dua hari pula. Proses
kajadian bumi, gunung, dan menentukan bahan makanan penduduk, menentukan waktu
empat hari.
8)
Empat hari (periode) yang bersamaan.
9)
Untuk mereka semua yang memerlukan bahan
makanan, minuman, dan pakaian, baik untuk manusia maupun hewan.
10) Kemudian
Allah menuju langit, sedangkan langit kala itu masih berupa asap. Allahlah yang
mengetahui hakikat asap. Adapun segala yang sampai kepada kita dari ulama –
ulama yahudi mengenai asap adalah hal yang tidak dapat kita ketahui
kebenarannya. Demikian pula yang ditetapkan oleh pengetahuan modern sekarang
ini, belum mendapat kepastian dan pembuktian.
Dalam ayat ini seolah – olah tuhan
mengatakan bahwa dia lebih dahulu menjadikan bumi dari pada langit, termasuk
matahari. Tetapi dalam ayat lain, tuhan menegaskan bahwa dia terlebih dahulu
menjadikan langit sebelum menjadukan bumi. Untuk menghapuskan perbedaan dua
keterangan tersebut, hendaklah kita artikan bahwa yang dimaksud dengan keterangan
itu adalah: dalam rencana semula, tuhan berencana terlebih dahulu membuat bumi
dan barulah permukaan langit. Tetapi dalam pelaksaan terlebih dahulu
menciptakan langit (termasuk matahari) dan baru menciptakan bumi.
11) Sesudah
menjadikan bumi dan langit, Allah bertitah kepada alam tinggi dan alam bumi
yang beredar disekitar alam atas. “ Datanglah kamu keduanya, baik dengan senag
hati ataupun tidak. “Maka langit dan bumi itu menjawab: “Kami akan datang
dengan tunduk dan patuh. “ Tuhan berfirman kepada alam – alam langit:
“Perintahkanlah mataharimu, bulanmu, bintang – bintangmu, edarkanlah angin –
anginmu dan awanmu. “ Tuhan juga berkata kepada bumi: “ Belahlah sungai –
sungaimu, keluarkanlah pohon – pohon dan buah – buahmu. “ Maka keduanya
menjawab: “ Kami penuhi permintaan-Mu dengan patuh taat.
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan “datanglah kamu, baik dengan kerelaan atau tidak” adalah:
“jadikanlah kamu seperti yang sudah ditentuksn dan pada waktu yang sudah
dikadarkan. “ jadi, sama dengan makna “Tuhan menjadikan bumi, Tuhan menjadikan
gunung – gunung, Tuhan memberiakn berkat, Tuhan menentuakn ukuran makanannya”.
Semua itu makna takdir, bukan pelaksaannya.
12) Maka
Allah menyempurnakan tujuh lapis langit dalam dua hari, selain empat hari yang
sudah diterangkan. Dengan demikian, nyatalah bahwa bahwa Tuhan menjadikan
langit dan bumi dalam enam hari (tahap) seperti yang sudah diterangkan dalam
ayat yang lain.
13) Pada
tiap langit, Tuhan menjadikan semua yang dikehendaki oleh hikmah, sebagaiman
tuhan memerintahkan beberapa perintah kepada penduduk langit dan Tuhan menugasi
mereka dengan tuga – tugas yang layak bagi – Nya.
14) Kami
telah menghias langit dunia dengan bintang – bintang yang cemerlang. Walaupun
bintang – bintang itu ada yang jauh ada yang dekat, tatapi semuanya terlihat
berkilau-kilau.
15) Kami
memlihara langit itu dari terombang – ambing dan dari benturan satu dengan yang
lain. Kami juga menjadikan langit berlangsung dalam satu kondisi yang teratur
sehingga sampai hari kiamat.
16) Apa
yang telah dijelaskan diatas adalah takdir (ketetapan) Allah yang maha keras
tuntutan-Nya dan megetahui semua gerakan makhluk-Nya, baik yang nyata maupun
yang tersembunyi.
B. Q.S. HUUD
Surah Huud (Nabi Hud) diturunkan di
Mekkah sesudah surah Yunus, 123 ayat. Surah ini mengandung apa yang telah
dicantumkan dalam surah Yunus, yaitu: tauhid kenabian, hari akhir, hisab, dan
pembalasan yang menjadi pokok akidah. Dalam surah ini (Huud) dijelaskan tentang
apa yang diringkas dalam surah yang telah lalu mngenai kisah para rasul.[2]
Huud ayat 7
7.
(17),
Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari.(18), Dan
singgasana pemerintahan-Nya terletak di atas air (19), untuk menguji kamu; mana
diantara kamu yang baik amalannya. (20), Sungguh jika kau bacakan kepada
mereka: “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan (dihidupkan kembali) sesudah
mati”, tentulah semua orang kafir menjawab: “ini tidak lain sebagai sihir yang nyata.
Penjelasan :
17) Hanya
Allah yang telah menjadikan langit dan bumi dalam waktu enam hari (masa). Dua
masa untuk menjadikan bumi, dua masa untuk menciptakan makanan – makanannya,
dan dua masa lagi untuk menciptakan langit yang tujuh. Hal ini dijelaskan dalam
surah Fushsilat ayat 9 dan 10.
Yang dimaksud dengan “Hari” dalam ayat ini
adalah masa, yaitu “masa” yang hanya Allah sendiri yang mengetahui batasnya.
Tentu saja, pengertian hari di sini tidak sama dengannpengertian hari di dunia.
Ulama falak telah menetapkan bahwa “Hari”
di planet lain di luar planet bumi berbeda dengan “Hari” di bumi, terutama
tentang jangka waktunya. Hari – hari Allah menjadikan alam ini berlangsung
sejak masih merupakan kabut dalam waktu beribu – ribu tahun.
18) Singgasana
pemerintahan-Nya sebelum Allah menciptakan langit dam bumi adalah di berada di
atas air.
Apakah yang dimaksud dengan “Arsy Allah”,
singgasana pemerintahan-Nya, tempat pengendalian alam, ataukah suatu makhluk?
Hanya Allah yang mengetahuinya. Karena ‘arsy itu dari alam ghaib, yang tidak
kita capai dengan pancaindera dan tidak dapat digambarkan dengan pikiran.
Oleh
karenanyalah, di riwayatkan dari Ummu Salamah, Malik, dan Rabi’ah. Beliau –
beliau itu berkata:
“bersemayam
di atas ‘Arsy itu dapat kita ketahui, tetapi bagaimana rencana Tuhan bersemayam
itu tidak dapat kita ketahui.”
Dari ayat ini dapat kita ketahui bahwa yang
ada sebelum Tuhan menjadikan langit dan bumi, selain dari ‘Arsy-Nya, adalah air
yang pokok bagi penciptaan semua yang hidup.
Al-quran bukanlah suatu kitab ilmu
pengetahuan yang menjelaskan semua teori dan menjelaskan semua kaidah ilmiah.
Al-quran hanya sebuah kitab untuk mengatur kehidupan manusia di alam ini, baik
dari segi politik, ekonomi, sosial, dan lain – lain. Oleh karena tiada perlulah
kita berusaha mengistinbatkan teori – teori ilmiah dari Al-quran. Meskipun demikian,
al –quran tidak bertentangan dengan teori – teori itu. Jika terdapat
pertentangan sacara lahiriah, sesudah kita memahami dan mendalaminya, hilang
pertentangan itu.
Maka
karenanya, kita memaknai ‘Arsy di sini bukan dengan tahta kerajaan tempat bersemayamnya raja, tetapi
pentadbiran, penciptaan, dan hukum. Adapun “air” yang ada sebelum Tuhan
menjadikan langit dan bumi, itulah kabut yang tersebut dalam ayat 9 dan 10
surat Fushilat.
Teori penciptaan alam yang dikemukakan
oleh teori ilmu pengetahuan sesuai dengan teori Al-quran, sebaigaimana firman
Allah yang tersebut dalam Al-Anbiyaa’.
19) Allah
menjadikan langit dan bumi serta segala isinya untuk menguji kamu dan supaya
jelas di antara kamu, siapa yang lebih baik amalanya. Allah juga menjadikan
untuk kita semua isi bumu dan menundukkannya bagi kita. Selain itu, juga
menjadikan kita mempunyai kemampuan untuk menggali segala manfaat yang terdapat
di bumi, tetapi juga mempunyai potensi untuk merusaknya. Maka Allah akan memberi
pembalasan yang baik kepada orang yang mensyukuri nikmat –Nya dan akn mengancam
orang yang mengingkari nikmat-Nya.
20) Jika
kamu mengatakan, hai muhammad, kepada orang – orang kafir itu: Sesungguhnya
kamu akan dibangkitkan (dihidupkan lagi) sesudah mati untuk menerima pembalasan
dan ganjaran amalan”, tentulah mereka menjawab: “Apa yang kau datangkan untuk
menundukkan kami ke bawah agamamu itu tidak lain hanyalah sihir yang nyata yang
menyihir kami.”
C. Q.S. AL – BAQARAH
Surah al-Baqarah (Sapi Betina)
diturunkan di Madinah. Dalam surat ini dijelaskan tentang akidah, pandangan
orang Yahudi dan kekeliruan mereka serta nikmat Allah yang telah diberikan
kepada mereka, hukum-hukum, serta kisah-kisah seperti kisah nabi Adam, Ibrahim
dan Bani Israil.
Al-Baqarah ayat 29
29. (21), Dia lah yang telah menciptakan semua
yang ada ddi bumi untukmu,(22), kemudian
dia mengarahkan penciptaannya ke langit,(23), lalu dijadikanya tujuh lapis
langit,(24), dan dia selalu mengetahui segala sesuatu”.
Penjelasannya :
21) Allahlah yang menjadikan segala sesuatu yang ada di
bumi untuk kkemaslahatanmu. Allah juga menjelaskan tanda-tanda kekuasaan-Nya
yang terdapat dalam diri manusia dengan menerangkan awal kejadian mereka dan
kesudahannya. Tanda-tanda kekuasaan-Nya pada jagad raya menunjukkan kepada
kemahakuasaan-Nya pada semua hal dan menunjukkan kepada nikmat-Nya yang
terus-menerus tercurah kepada hamba-Nya, yaitu menciptakan segala sesuatu di
bumi untuk dimanfaatkan oleh manusia.
Manfaat
yang bisa diambil oleh manusia dari apa yang diciptakan Tuhan di bumi adalah:
a. Makanan
jasmaniyah untuk menopang hidupnya dan benda-benda lain untuk menambah
kenikmatan
b. Makanan
jiwa, yauitu melakukan, menyelidiki dan mengambil pelajaran (nazhar dan
i’tibar) atas segala yang tidak dicapai oleh panca indra.
Ayat ini merupakan wujud atau dari
ketentuan hukum bahwa kita boleh mempergunakan segala apa yang diciptakan Tuhan
di bumi. Oleh karenanya, makhluk tidak berhak mengharamkan apa yang dihalalkan
oleh Tuhan, demikian pula sebaliknya, menghalalkan apa yang di haramkan Tuhan
(baca: S.10: Yunis. 29)
22) Sesudah
menjadikan apa yang ada di bumi, Allah mengarahkan pnciptaan-Nya kepada alam
tinggi untuk membangun langit. Kehendak Allah itu tidak bisa dihalangi oleh
siapapun, dan Allah Maha mengetahui segala makhluk-Nya.
23) Ketujuh
lapisan itu diciptakan dan disusun dengan sempurna. Ayat ini memberikan
pengertian tersirat, bahwa Allah terlebih dahulu menciptakan bumi dan segala
isinya, dan baru menciptakan langit berlapis tujuh.[3]
Sebagian
ulama berpendapat, yang dimaksud dengan tujuh lapis langit dalam al-Qur’an
adalah tujuh planet besar. Namun,sesungguhnya Al-Qur’an tidak membatasi hanya
dengan tujuh planet saja, melainkan boleh lebih dari itu.
Adapula
yang berpendapat yang dimaksud dengan tujuh lapis hanya untuk menjelaskan bahwa
langit itu banyak. Pandangan lain menyebutkan, langit tidak lebih dari tujuh.
Yaitu langit yang ada pada tatasurya. Matahari sendiri tidak termasuk, karena
matahari dipandang sebagai sentrum, begitu juga bulan, karena sebagai satelit
bumi.
24) Allah
senantiasa mengetahui segala apa yang diciptakan-Nya. Ini memberi pengertian
bahwa alam tidak akan terwujud, jika Tuhan tidak menciptakannya. Dia Maha Bijak
dan Mengetahui segala ciptaan-Nya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan kalau
Tuhan mengutus Rasul yang diberinya wahyu al-qur’an untuk memberikan hidayah
kepada orang yang dikehendaki-Nya
D. Q.S. ALI IMRAN
Surah Ali imran (Keluarga Imran)
diturunkan di Madinah. Dinamakan Ali imran karena memuat kisah ke;uarga imran
yang didalam kisah itu disebutkan kelahiran nabi isa bersamaan kejadiannya
dengan nabi adam, kenabian dan beberapa mukjizatnya serta disebut pula
kelahiran maryam binti imran, ibu nabi isa.[4]
Ali imran ayat 190
190.
(26)Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, serta pada pergantian
malam dan siang, terdapat tanda – tanda
bagi orang – orang yang mempunyai akal yang kuat.
Penjelasan
:
25) Sesungguhnya
dalam peraturan langit dan bumi serta keindahannya, di dalam pergantian malam
dan siang, serta terus – menerus beriring – iringan melaui aturan yang paling
baik (harmonis), yang nyata pengaruhnya pada tubuh dan akal kita, seperti panas
dan dingin, demikian pula pada binatang dan tumbuh – tumbuhan, semua itu
merupakan dalil (bukti) yang menunjukkan keesaan Allah, kesempurnaan ilmu dan
kodrat-Nya, bagi semua orang yang berakal kuat.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam surah Fushilat
ayat 9 sampai 12 Allah menjelaskan bukti-bukti dan menunjukkan kesempurnaan
kodrat-Nya dan ketinggian hikmah-Nya dalam menjadikan langit dan bumi dalam
beberapa fase dan menyempurnakannya untuk langit-langit itu semua apa yang
layak baginya. Tuhan juga menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang, baik
yang tetap atau yang bergerak. Hal itu tidaklah mengherankan, karena semua itu
adalah dari enciptaan Allah yang Maha Tinggi.
Dalam surah Huud Tuhan
menjelaskan bekas-bekas kodrat-Nya dan hubungan ilmu-Nya dengan kehidupan
manusia. Selain itu juga menerangkan tentang penciptaan alam dan kedudukan
‘arsy sebelum alam di ciptakan. Allah melaksanakan yang seperti itu supaya
menjadi jelas mana diantara manusia yang lebih baik amalannya, lalu memperole
pembalasan yang sempurna.
Dalam surah al-Baqarah Allah
memberikan bukti-bukti berupa nikmat yang melimpah ruah yang menunjukkan
kekuasaan Allah. Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk manusia,
supaya dengan beragam cara manusia dapat mengambil kenikmatan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Baik yang berada di muka bumi ataupun perut bumi. Tuhan menciptakan
tujuh lapis langit yang berhias bintang-bintang gemerlap, sehingga umat manusia
mampu menjadikannya sebagai penyuluh dalam kegelapan malam baik di laut maupun
di darat.
Dalam surah Ali Imran Allah
mewajibkan pada umatnya untuk menuntut ilmu dan memerintahkan untuk
mempergunakan pikiran kita dan untuk merenungkan alam, langit dan bumi (yakni
memahami ketetapan-ketetapan yang menunjukkan kepada kebesaran alkhalik,
pengetahuan) serta pergantian siang dan malam. Yang demikian ini menjadi
tanda-tanda bagi orang yang berfikir, bahwa semua ini tidaklah terjadi dengan
sendirinya. Kemudian dari hasil berpikir tersebut manusia hendaknya merenungkan
dan menganalisa semua yang ada dialam semesta ini, sehingga akan tercipta ilmu
pengetahuan.
B. Saran
Demikianlah makalah mengenai
Ayat-Ayat Tentang Alam Semesta yang telah diselesaikan oleh kelompok pemakalah.
Pemakalah menyarankan alangkah lebih baiknya pembaca memperbanyak referensi
lainnya untuk dijadikan rujukan agar mengetahui lebih banyak mengenai tafsiran
pembahasan tentang ayat-ayat tersebut. Pemakalah mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca agar dapat membantu memperbaiki penulisan maklah-makalah
selanjutnya.
[1] Teungku
M. Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nuur jilid 4, (Semarang :
Pustaka Rizki Putra), h: 3641.
[2] Teungku
M. Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nuur jilid 3, (Semarang :
Pustaka Rizki Putra), h: 1867.
[3] Hal ini
tidak berlawanan dengan firman Allah dalam S.79: an-naazi. 27-30, karena kata
ba’da yang bisa diartikan “kemudian” dapat kita maknai dengan: selain dari itu.
Atau yang dijadikan sesudah langit diciptakan. Yaitu: menyiapkan bumi untuk
bisa dijadikan tempat tinggal manusia.
[4]
Omanta.wordpress.com/2012/05/25/isi-kandungansurah Al-Fatihah, Al Baqarah, Ali
imran dan surah an Nisa.