Minggu, 30 November 2014

makalah tafsir, Ayat-ayat Tentang Alam Semesta



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Alam semesta merupakan suatu ruang atau tempat bagi manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan benda-benda lainnya. Langit sebagai atapnya dan bumi sebagainya lantainya. Jadi, alam semesta atau jagat raya adalah satu ruang yang maha besar, terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik. Tuhan menciptakan bermacam-macam makhluk, tetapi yang paling istimewa dan sempurna yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal, agar manusia dapat membedakan baik atau buruknya sesuatu.
Akan tetapi yang menjadi pembicaraan sekarang ini adalah bagaimana proses terjadinya alam semesta? Para ahli sudah banyak yang mengeluarkan pendapat tentang proses terjadinya alam tersebut, dan bahkan mereka rela mengorbankan nyawanya demi mempertahankan argumennya, dan bahkan sampai saat ini masih belum ada yang mengetahui betul tetang proses terbentuknya alam semesta ini. Kita sebagai Muslim tentunya sudah tidak meragukan lagi tentang alam semesta karena meyakini apa yang disebutkan dalam Al- Qur’an adalah benar, salah satunya yaitu tentang proses tentang terjadinya alam semesta.
Al-Qur’an merupakan sumber dari segala ilmu. Di dalam al-Qur’an disebutkan kejadian tentang alam semesta dan kejadian-kejadian lainnya. Alam semesta merupakan salah satu bukti kebesaran Tuhan. Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta isinya untuk manusia sebagai khilafah dibumi dan telah menyatakan tentang penciptaan alam semesta dalam ayat-ayatNya. Meskipun demikian, al-Qur’an bukan buku kosmologi atau biologi, sebab ia hanya menyatakan bagian-bagian yang sangat penting dari saja dari ilmu-ilmu yang dimaksud.
Keingintahuan manusia tentang alam semesta tidak hanya membaca al-Qur’an saja, akan tetapi melakukan perrintah Tuhan. Sehingga ia menemukan kebenaran yang dapat dipergunakan dalam pemahaman serta penafsiran al-Qur’an.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
1.    Apa sajakah ayat-ayat al-quran yang menjelaskan tentang penciptaan Alam Semesta?
2.    Bagaimana isi tafsir surah Al-Fushilat ayat 9 sampai 12?
3.    Bagaimanakah isi tafsiran surah Huud ayat 7?
4.    Bagaiimanakan isi tafsiran surah al-Baqarah ayat 29?
5.    Bagaimanakan isi tafsiran surah Ali Imran ayat 190?

C.  Tujuan Penulisan
Tujuan umum dari penulisan makalah  ini adalah diharapkan agar para mahasiswa dapat mengetahui ayat-ayat tentang penciptaan alam semesta dan dapat memahami maksud serta penjelasan lebih lanjut mengenai ayat tersebut dengan bantuan tafsir dari Teungku Muhammad hasbi ash-Shiddieqy.
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah  untuk menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah tafsir.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Q.S. FUSHSHILAT
Surah Fushilat (Yang Dijelaskan) diturunkan di Mekkah sesudah surah Ghaafir, 54 ayat. Surah ini juga dinamakan dengan surah “as-Sajadah”  atau surah “al-Masabih”.
Surah ini menjelaskan tentang sifat al-Qur’an, tindakan orang musyrik terhadap al-Qur’an. Gambaran tentang tanada-tanda kekuasaan Allah dalam menjadikan bumi dan langit (yang akan dibahas), mengancam para musyrik dengan azab yang telah menimpa kaum ‘Ad dan Tsamud, serta dengan azab yang akan menmpa mereka pada hari kiamat.
Disamping itu, juga menjelaskan keadaan para mukmin yang berlaku lurus, bagaimana kesudahan mereka di dunia dan di akhirat, menjelaskan sebagaian akhlak para mukmin, beberpa tanda-tanda kekuasaan Allah, serta membahas keadaan al-Qur’an, beberpa akhlak manusia dan tabiatnya, yang semua dimaksudkan untuk menyucikan jiwa.[1]

Fushilat ayat 9-12

9.         (1).Katakanlah: ”Apakah kamu mengingkari Allah yang telah menjadikan bumi dalam waktu 2 hari (2), dan kamu  jadikan beberapa sekutu bagi-Nya? (3),Itulah Tuhan yang memelihara seluruh alam.”


10.      (4). Dia juga menjadikan gunung – gunung dipermukaan bumi  (5) ,dan memberikan berkat-Nya (6) , serta mengatur makanan penghuni bumi (7), dalam waktu empat hari (8), yang bersamaan (9) , untuk semua yang meminta – minta.


11.      (10). Kemudian Allah menuju langit,sedangkan langit saat itu masih berupa asap.(11) , Allah berkata kepada langit dan bumi : “ Datanglah kamu berdua kepadaku, baik dengan sikap patuh tunduk ataupun dengan sikap terpaksa.” Langit dan bumi pun menjawab: “ Kami datang dengan patuh.”


12.     (12), Maka, Allah menyelesaikan tujuh lapis langit dalam waktu dua hari (13), dan mewahyukan perintah-Nya kepada masing – masing langit itu.(14),  Kami menghias langit dan dunia dengan beberapa pelita (bintang) (15), dan memeliharanya. (16), Itulah peraturan Allah yang maha keras tuntutan-Nya lagi maha mengetahui.

Penjelasan :
1)        katakanlah kepada kaummu yang musyrik , hai rasul: “Bagaimana kamu mengingkari Allah yang telah menjadikan bumi dalam dua hari ( dua tahap )? Kamu mengatakan bahwa Allah tidak bekuasa mengumpulkan orang – orang yang telah meninggal dari kuburnya, dan bagaimana kamu menetapkan beberapa sekutu bagi Allah, padahal Allah itu suci (bersih) dari sekutu.
Yang dimaksud dengan menjadikan bumi disini adalah “menakdirkan wujudnya “,bukan melaksanakan wujudnya (keberadaannya). Adapun yang dimaksud dengan “hari”ndisini adalah waktu, bukan hari seperti yang kita kenali didunia sekarang ini. Sebab, pada masa itu belum ada .
2)        Kamu, kata mehammad kepada para musyrik lagi, telah menjadikan bagi Allah beberapa sekutu dari ijin, malaikat,patung berhala, dan lain – lain .
3)        Tuhan yang telah menjadikan bumi dalam dua tahap. Pertama dijadikannya sebagai benda beku, padahal sebelumnya hanya berupa gas. Sedangkan yang kedua dijadikannya 26 lapisan dala enam fase seperti yang dijelaskan oleh para ahli geologi, itulah yang memelihara seluruh alam.
4)        Allah juga menjadikan dimuka bumi itu beberapa gunung besar dan tinggi – tinggi yang dasarnya masuk dalam tanah bagaikan paku bumi untuk menjaga agar bumi tidak miring .
5)        Dia pun menjadikan bumi sebagai tempat yang diberkati , penuh kebajikan  yang memberikan manfaat kepada para manusia dan makhluk yang lain. Gunung – gunungnya dijadikan sebagai hulu sampai dan dijadikan pula sebagai sumber tambang logam.
6)        Tuhan pula yang telah menentukan makanan – makanan pengenyang bagi penduduk bumi yang sesuai dengan kondisi masing – masing penduduk. Walaupun penduduk makin hari makin bertambah, bahan makanan untuk mereka tetap ada. Hanya mereka perlu terus menerus berusaha mempergunakan kemampuannya unruk memperoleh rezeki itu.
7)        Allah menjadikan bumi dan gunung- gunung besar yang kukuh itu dalam dua hari, sedangkan mengeluarkan hasil – hasilnya dan menentukan bahan makanan bagi penduduknya dalam dua hari pula. Proses kajadian bumi, gunung, dan menentukan bahan makanan penduduk, menentukan waktu empat hari.
8)        Empat hari (periode) yang bersamaan.
9)        Untuk mereka semua yang memerlukan bahan makanan, minuman, dan pakaian, baik untuk manusia maupun hewan.
10)    Kemudian Allah menuju langit, sedangkan langit kala itu masih berupa asap. Allahlah yang mengetahui hakikat asap. Adapun segala yang sampai kepada kita dari ulama – ulama yahudi mengenai asap adalah hal yang tidak dapat kita ketahui kebenarannya. Demikian pula yang ditetapkan oleh pengetahuan modern sekarang ini, belum mendapat kepastian dan pembuktian.
Dalam ayat ini seolah – olah tuhan mengatakan bahwa dia lebih dahulu menjadikan bumi dari pada langit, termasuk matahari. Tetapi dalam ayat lain, tuhan menegaskan bahwa dia terlebih dahulu menjadikan langit sebelum menjadukan bumi. Untuk menghapuskan perbedaan dua keterangan tersebut, hendaklah kita artikan bahwa yang dimaksud dengan keterangan itu adalah: dalam rencana semula, tuhan berencana terlebih dahulu membuat bumi dan barulah permukaan langit. Tetapi dalam pelaksaan terlebih dahulu menciptakan langit (termasuk matahari) dan baru menciptakan bumi.
11)    Sesudah menjadikan bumi dan langit, Allah bertitah kepada alam tinggi dan alam bumi yang beredar disekitar alam atas. “ Datanglah kamu keduanya, baik dengan senag hati ataupun tidak. “Maka langit dan bumi itu menjawab: “Kami akan datang dengan tunduk dan patuh. “ Tuhan berfirman kepada alam – alam langit: “Perintahkanlah mataharimu, bulanmu, bintang – bintangmu, edarkanlah angin – anginmu dan awanmu. “ Tuhan juga berkata kepada bumi: “ Belahlah sungai – sungaimu, keluarkanlah pohon – pohon dan buah – buahmu. “ Maka keduanya menjawab: “ Kami penuhi permintaan-Mu dengan patuh taat.
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “datanglah kamu, baik dengan kerelaan atau tidak” adalah: “jadikanlah kamu seperti yang sudah ditentuksn dan pada waktu yang sudah dikadarkan. “ jadi, sama dengan makna “Tuhan menjadikan bumi, Tuhan menjadikan gunung – gunung, Tuhan memberiakn berkat, Tuhan menentuakn ukuran makanannya”. Semua itu makna takdir, bukan pelaksaannya.     
12)    Maka Allah menyempurnakan tujuh lapis langit dalam dua hari, selain empat hari yang sudah diterangkan. Dengan demikian, nyatalah bahwa bahwa Tuhan menjadikan langit dan bumi dalam enam hari (tahap) seperti yang sudah diterangkan dalam ayat yang lain.
13)    Pada tiap langit, Tuhan menjadikan semua yang dikehendaki oleh hikmah, sebagaiman tuhan memerintahkan beberapa perintah kepada penduduk langit dan Tuhan menugasi mereka dengan tuga – tugas yang layak bagi – Nya.
14)    Kami telah menghias langit dunia dengan bintang – bintang yang cemerlang. Walaupun bintang – bintang itu ada yang jauh ada yang dekat, tatapi semuanya terlihat berkilau-kilau.
15)    Kami memlihara langit itu dari terombang – ambing dan dari benturan satu dengan yang lain. Kami juga menjadikan langit berlangsung dalam satu kondisi yang teratur sehingga sampai hari kiamat.
16)    Apa yang telah dijelaskan diatas adalah takdir (ketetapan) Allah yang maha keras tuntutan-Nya dan megetahui semua gerakan makhluk-Nya, baik yang nyata maupun yang tersembunyi.

B.  Q.S. HUUD
Surah Huud (Nabi Hud) diturunkan di Mekkah sesudah surah Yunus, 123 ayat. Surah ini mengandung apa yang telah dicantumkan dalam surah Yunus, yaitu: tauhid kenabian, hari akhir, hisab, dan pembalasan yang menjadi pokok akidah. Dalam surah ini (Huud) dijelaskan tentang apa yang diringkas dalam surah yang telah lalu mngenai kisah para rasul.[2]

Huud ayat 7

7.        (17), Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari.(18), Dan singgasana pemerintahan-Nya terletak di atas air (19), untuk menguji kamu; mana diantara kamu yang baik amalannya. (20), Sungguh jika kau bacakan kepada mereka: “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan (dihidupkan kembali) sesudah mati”, tentulah semua orang kafir menjawab: “ini  tidak lain sebagai sihir yang nyata.

Penjelasan :
17)    Hanya Allah yang telah menjadikan langit dan bumi dalam waktu enam hari (masa). Dua masa untuk menjadikan bumi, dua masa untuk menciptakan makanan – makanannya, dan dua masa lagi untuk menciptakan langit yang tujuh. Hal ini dijelaskan dalam surah Fushsilat ayat 9 dan 10.
   Yang dimaksud dengan “Hari” dalam ayat ini adalah masa, yaitu “masa” yang hanya Allah sendiri yang mengetahui batasnya. Tentu saja, pengertian hari di sini tidak sama dengannpengertian hari di dunia.
    Ulama falak telah menetapkan bahwa “Hari” di planet lain di luar planet bumi berbeda dengan “Hari” di bumi, terutama tentang jangka waktunya. Hari – hari Allah menjadikan alam ini berlangsung sejak masih merupakan kabut dalam waktu beribu – ribu tahun.
18)    Singgasana pemerintahan-Nya sebelum Allah menciptakan langit dam bumi adalah di berada di atas air.
   Apakah yang dimaksud dengan “Arsy Allah”, singgasana pemerintahan-Nya, tempat pengendalian alam, ataukah suatu makhluk? Hanya Allah yang mengetahuinya. Karena ‘arsy itu dari alam ghaib, yang tidak kita capai dengan pancaindera dan tidak dapat digambarkan dengan pikiran.
Oleh karenanyalah, di riwayatkan dari Ummu Salamah, Malik, dan Rabi’ah. Beliau – beliau itu berkata:
     bersemayam di atas ‘Arsy itu dapat kita ketahui, tetapi bagaimana rencana Tuhan bersemayam itu tidak dapat kita ketahui.”
    Dari ayat ini dapat kita ketahui bahwa yang ada sebelum Tuhan menjadikan langit dan bumi, selain dari ‘Arsy-Nya, adalah air yang pokok bagi penciptaan semua yang hidup.
    Al-quran bukanlah suatu kitab ilmu pengetahuan yang menjelaskan semua teori dan menjelaskan semua kaidah ilmiah. Al-quran hanya sebuah kitab untuk mengatur kehidupan manusia di alam ini, baik dari segi politik, ekonomi, sosial, dan lain – lain. Oleh karena tiada perlulah kita berusaha mengistinbatkan teori – teori ilmiah dari Al-quran. Meskipun demikian, al –quran tidak bertentangan dengan teori – teori itu. Jika terdapat pertentangan sacara lahiriah, sesudah kita memahami dan mendalaminya, hilang pertentangan itu.
     Maka  karenanya, kita memaknai ‘Arsy di sini bukan dengan tahta kerajaan  tempat bersemayamnya raja, tetapi pentadbiran, penciptaan, dan hukum. Adapun “air” yang ada sebelum Tuhan menjadikan langit dan bumi, itulah kabut yang tersebut dalam ayat 9 dan 10 surat Fushilat.
     Teori penciptaan alam yang dikemukakan oleh teori ilmu pengetahuan sesuai dengan teori Al-quran, sebaigaimana firman Allah yang tersebut dalam Al-Anbiyaa’.
19)    Allah menjadikan langit dan bumi serta segala isinya untuk menguji kamu dan supaya jelas di antara kamu, siapa yang lebih baik amalanya. Allah juga menjadikan untuk kita semua isi bumu dan menundukkannya bagi kita. Selain itu, juga menjadikan kita mempunyai kemampuan untuk menggali segala manfaat yang terdapat di bumi, tetapi juga mempunyai potensi untuk merusaknya. Maka Allah akan memberi pembalasan yang baik kepada orang yang mensyukuri nikmat –Nya dan akn mengancam orang yang mengingkari nikmat-Nya.
20)  Jika kamu mengatakan, hai muhammad, kepada orang – orang kafir itu: Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan (dihidupkan lagi) sesudah mati untuk menerima pembalasan dan ganjaran amalan”, tentulah mereka menjawab: “Apa yang kau datangkan untuk menundukkan kami ke bawah agamamu itu tidak lain hanyalah sihir yang nyata yang menyihir kami.”

C.  Q.S. AL – BAQARAH
Surah al-Baqarah (Sapi Betina) diturunkan di Madinah. Dalam surat ini dijelaskan tentang akidah, pandangan orang Yahudi dan kekeliruan mereka serta nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka, hukum-hukum, serta kisah-kisah seperti kisah nabi Adam, Ibrahim dan Bani Israil.

Al-Baqarah ayat 29

29.  (21), Dia lah yang telah menciptakan semua yang ada ddi bumi untukmu,(22),  kemudian dia mengarahkan penciptaannya ke langit,(23), lalu dijadikanya tujuh lapis langit,(24), dan dia selalu mengetahui segala sesuatu”.

Penjelasannya :
21)    Allahlah  yang menjadikan segala sesuatu yang ada di bumi untuk kkemaslahatanmu. Allah juga menjelaskan tanda-tanda kekuasaan-Nya yang terdapat dalam diri manusia dengan menerangkan awal kejadian mereka dan kesudahannya. Tanda-tanda kekuasaan-Nya pada jagad raya menunjukkan kepada kemahakuasaan-Nya pada semua hal dan menunjukkan kepada nikmat-Nya yang terus-menerus tercurah kepada hamba-Nya, yaitu menciptakan segala sesuatu di bumi  untuk dimanfaatkan oleh manusia.
     Manfaat yang bisa diambil oleh manusia dari apa yang diciptakan Tuhan di bumi adalah:
a.    Makanan jasmaniyah untuk menopang hidupnya dan benda-benda lain untuk menambah kenikmatan
b.    Makanan jiwa, yauitu melakukan, menyelidiki dan mengambil pelajaran (nazhar dan i’tibar) atas segala yang tidak dicapai oleh panca indra.
Ayat ini merupakan wujud atau dari ketentuan hukum bahwa kita boleh mempergunakan segala apa yang diciptakan Tuhan di bumi. Oleh karenanya, makhluk tidak berhak mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Tuhan, demikian pula sebaliknya, menghalalkan apa yang di haramkan Tuhan (baca: S.10: Yunis. 29)
22)    Sesudah menjadikan apa yang ada di bumi, Allah mengarahkan pnciptaan-Nya kepada alam tinggi untuk membangun langit. Kehendak Allah itu tidak bisa dihalangi oleh siapapun, dan Allah Maha mengetahui segala makhluk-Nya.
23)    Ketujuh lapisan itu diciptakan dan disusun dengan sempurna. Ayat ini memberikan pengertian tersirat, bahwa Allah terlebih dahulu menciptakan bumi dan segala isinya, dan baru menciptakan langit berlapis tujuh.[3]
     Sebagian ulama berpendapat, yang dimaksud dengan tujuh lapis langit dalam al-Qur’an adalah tujuh planet besar. Namun,sesungguhnya Al-Qur’an tidak membatasi hanya dengan tujuh planet saja, melainkan boleh lebih dari itu.
     Adapula yang berpendapat yang dimaksud dengan tujuh lapis hanya untuk menjelaskan bahwa langit itu banyak. Pandangan lain menyebutkan, langit tidak lebih dari tujuh. Yaitu langit yang ada pada tatasurya. Matahari sendiri tidak termasuk, karena matahari dipandang sebagai sentrum, begitu juga bulan, karena sebagai satelit bumi.
24)    Allah senantiasa mengetahui segala apa yang diciptakan-Nya. Ini memberi pengertian bahwa alam tidak akan terwujud, jika Tuhan tidak menciptakannya. Dia Maha Bijak dan Mengetahui segala ciptaan-Nya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan kalau Tuhan mengutus Rasul yang diberinya wahyu al-qur’an untuk memberikan hidayah kepada orang yang dikehendaki-Nya

D.  Q.S. ALI IMRAN
Surah Ali imran (Keluarga Imran) diturunkan di Madinah. Dinamakan Ali imran karena memuat kisah ke;uarga imran yang didalam kisah itu disebutkan kelahiran nabi isa bersamaan kejadiannya dengan nabi adam, kenabian dan beberapa mukjizatnya serta disebut pula kelahiran maryam binti imran, ibu nabi isa.[4]

Ali imran ayat 190
                                                                             
190. (26)Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, serta pada pergantian malam  dan siang, terdapat tanda – tanda bagi orang – orang yang mempunyai akal yang kuat.

Penjelasan :
25)  Sesungguhnya dalam peraturan langit dan bumi serta keindahannya, di dalam pergantian malam dan siang, serta terus – menerus beriring – iringan melaui aturan yang paling baik (harmonis), yang nyata pengaruhnya pada tubuh dan akal kita, seperti panas dan dingin, demikian pula pada binatang dan tumbuh – tumbuhan, semua itu merupakan dalil (bukti) yang menunjukkan keesaan Allah, kesempurnaan ilmu dan kodrat-Nya, bagi semua orang yang berakal kuat.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dalam surah Fushilat ayat 9 sampai 12 Allah menjelaskan bukti-bukti dan menunjukkan kesempurnaan kodrat-Nya dan ketinggian hikmah-Nya dalam menjadikan langit dan bumi dalam beberapa fase dan menyempurnakannya untuk langit-langit itu semua apa yang layak baginya. Tuhan juga menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang, baik yang tetap atau yang bergerak. Hal itu tidaklah mengherankan, karena semua itu adalah dari enciptaan Allah yang Maha Tinggi.
Dalam surah Huud Tuhan menjelaskan bekas-bekas kodrat-Nya dan hubungan ilmu-Nya dengan kehidupan manusia. Selain itu juga menerangkan tentang penciptaan alam dan kedudukan ‘arsy sebelum alam di ciptakan. Allah melaksanakan yang seperti itu supaya menjadi jelas mana diantara manusia yang lebih baik amalannya, lalu memperole pembalasan yang sempurna.
Dalam surah al-Baqarah Allah memberikan bukti-bukti berupa nikmat yang melimpah ruah yang menunjukkan kekuasaan Allah. Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk manusia, supaya dengan beragam cara manusia dapat mengambil kenikmatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Baik yang berada di muka bumi ataupun perut bumi. Tuhan menciptakan tujuh lapis langit yang berhias bintang-bintang gemerlap, sehingga umat manusia mampu menjadikannya sebagai penyuluh dalam kegelapan malam baik di laut maupun di darat.
Dalam surah Ali Imran Allah mewajibkan pada umatnya untuk menuntut ilmu dan memerintahkan untuk mempergunakan pikiran kita dan untuk merenungkan alam, langit dan bumi (yakni memahami ketetapan-ketetapan yang menunjukkan kepada kebesaran alkhalik, pengetahuan) serta pergantian siang dan malam. Yang demikian ini menjadi tanda-tanda bagi orang yang berfikir, bahwa semua ini tidaklah terjadi dengan sendirinya. Kemudian dari hasil berpikir tersebut manusia hendaknya merenungkan dan menganalisa semua yang ada dialam semesta ini, sehingga akan tercipta ilmu pengetahuan.

B.  Saran
Demikianlah makalah mengenai Ayat-Ayat Tentang Alam Semesta yang telah diselesaikan oleh kelompok pemakalah. Pemakalah menyarankan alangkah lebih baiknya pembaca memperbanyak referensi lainnya untuk dijadikan rujukan agar mengetahui lebih banyak mengenai tafsiran pembahasan tentang ayat-ayat tersebut. Pemakalah mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat membantu memperbaiki penulisan maklah-makalah selanjutnya.
 





[1] Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nuur jilid 4, (Semarang : Pustaka Rizki Putra), h: 3641.
[2] Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nuur jilid 3, (Semarang : Pustaka Rizki Putra), h: 1867.
[3] Hal ini tidak berlawanan dengan firman Allah dalam S.79: an-naazi. 27-30, karena kata ba’da yang bisa diartikan “kemudian” dapat kita maknai dengan: selain dari itu. Atau yang dijadikan sesudah langit diciptakan. Yaitu: menyiapkan bumi untuk bisa dijadikan tempat tinggal manusia.
[4] Omanta.wordpress.com/2012/05/25/isi-kandungansurah Al-Fatihah, Al Baqarah, Ali imran dan surah an Nisa.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar