Sabtu, 08 November 2014

IAD: Metode Ilmiah



Makalah Ilmu Alamiah Dasar

Metode Ilmiah
DISUSUN OLEH:
1.      Putri Yunisari
2.      Irma Raswati
3.      Muzairita
4.      Fauzi Usman
5.      Fahrizal Rizki
6.      Reza Arif Maulana


DOSEN PEMBIMBING:
Bhayu Gita Bhernama  S.Si, M. Si




PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FITK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH, 2014/2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengetahuan menurut Pudjawidjana (1983), adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak sembarangan. Sistematis, berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh menggunakan cara atau tahapan tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Cara yang teratur, sistematis, dan terkontrol tersebut adalah metode ilmiah.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari pembahasan ini adalah:
1.    Pengertian Metode Ilmiah?
2.    Syarat Suatu Pengetahuan Dikatakan Ilmiah?
3.    Cara Untuk Memperoleh Pengetahuan yang Benar?
4.    Sikap-sikap Ilmiah?
5.    Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah?
6.    Keterbatasan dan Keunggulan Metode Ilmiah?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah memberi pengetahuan dan wawasan mengenai metode ilmiah, sikap ilmiah, serta langkah-langkah pembuatan metode ilmiah bagi masyarakat awam pada umumnya, kelompok pemakalah serta kaum intelektual khususnya (mahasiswa). Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas kelompok dari dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.


BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Metode Ilmiah
Metode adalah suatu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud atau cara untuk mencapai suatu pengetahuan. Sedangkan kata ilmiah adalah suatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah adalah proses keilmuan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
   Menurut Almack (1939), Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,  pengesahan dan penjelasan kebenaran. Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi. Metode ilmiah juga merupakan suatu tahapan tertentu yang harus dikerjakan oleh seorang ilmuan dalam melakukan suatu penelitian yang juga didukung oleh hipotesis.
Hubungan antara Penelitian dan Metode Ilmiah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab.
Beberapa tujuan penggunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain :
1.      Meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2.      Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan,
3.      Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
4.      Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih teka teki.
5.      Mengorganisasikan fakta

Selain tujuan, terdapat pula manfaat yang diperoleh dari metode ilmiah.  Berikut manfaat dari metode ilmiah :
1.      Untuk menghasilkan penemuan berguna,
2.      Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
3.      Untuk memecahkan suatu masalah dengan penalaran,
4.      Untuk mengungkapkan kembali rahasia alam yang belum terungkap.
  

B.     Cara Memperoleh Pengetahuan dan Syarat Pengetahuan Ilmiah
Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki naluri, nalari dan nurani. Dengan nalari, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis, berdasarkan kemampuan tersebut maka pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin tahu tentang yang lainnya, sehingga rasa ingin tahu manusia terus berkembang (coriousity). Dengan nurani, manusia selalu berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.
Dengan akal yang dimiliki manusia, pengetahuan diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Informasi mengenai sesuatu yang didapat tersebut bisa disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya. Dengan menggunakan pengetahuan yang ada maka informasi itu akan terus berkembang. Ilmu ini akan berkembang sejalan dengan sifat manusia yang ingin tahu, terutama tentang benda yang berada di sekelilingnya, alam jagad raya beserta isinya dan ahkan dirinya sendiri.
Pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berfikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia 700-600 SM, karena keterbatasan alat indra manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman, namun sebagian lainnya dari dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos. Pola pikir yang lebih maju adalah penggabungan antara pengamantan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional.
Berbagai cara dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan,baik dengan cara pendekatan non-ilmiah (pseudo science, sains semu) dan ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan sains semu adalah dengan mengandalikan perasaan, keyakinan dan tanpa diikuti poroses pemikiran yang cermat. Karena hal itu, pengetahuan yang dperoleh bisa benar dan bisa juga salah seperti pada cara prasangka dan instuisi, serta tidak efesien karena harus mencoba-ralat (trial and error) tanpa dasar dan kalaupun benar hanya kebetulan saja. Caranya an`tara lain:
a.       Mitos, merupakan gabungan dari pengamatan, pengalaman, namun yang lainnya berupa dugaan, imajinasi dan kepercayaan. Contohnya : dongeng
b.      Wahyu, merupakan komunikasi sang pencipta dengan  makhluknya dan merupakan pengetahuan yang disampaikan kepada utusannya. Manusia dalam menerima pengetahuan ini bersifat pasif, dengan keyakinan bahwa semuanya adalah benar. Wahyu merupakan kebenaran mutlak, tidak dapat dipertanyakan dan diperdebatkan kebenarannya dengan akal saja.
c.       Otoritas dan tradisi, pengetahuan yang didapatkan secara tradisi untuk menyatakan kebenaran. Contohnya : teori geosentris.
d.      Prasangka, berupa dugaan yang kemungkinan bisa benar atau salah. Cara ini hanya digunakan untuk mencari kemungkinan kebenaran.
e.       Intuisi, merupakan kegiatan berfikir yang non-analik (tanpa nalar) tidak berdasarkan pada pola berfikir tertentu, dan biasanya pendapat tersebut diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses yang difikirkan terlebih dahulu. Ungkapaan yang dikemukakan sering masuk akal akan tetapi belum tentu cocok dengan kenyataan. Contohnya : ramalan bintang (astrologi)
f.       Penemuan kebetulan, contohnya: hukum gaya gravitasi oleh Newton, penemuan penisilin oleh Flemming.
g.      Trial and error, merupakan serangkaian percobaan asal saja yang tidak didasari oleh teori yang sebetulnya. Cara ini mengajarkan orang aktif mencoba meski tidak tahu secara pasti usahanya tersebut akan berhasil. Cara coba-ralat juga disebut sebagai cara aproksimasi dan koreksi.

Adapun cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan ilmiah ialah dengan cara menggunakan Metode Ilmiah yang berdasarkan pada pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun referensi pengalaman sebelumnya. Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h.3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
Berdasarkan metode ini, data atau fakta yang ada perlu diuji terlebih dahulu sebelum kebenarannya. Oleh  karenanya dengan cara ini suatu pengetahuan atau fakta dapat diperbaiki bila ada kesalahan atau penemuan baru yang dapat mengkoreksi pengetahuan sebelumnya. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis (McCleary, 1998). Pengetahuan yang diperoleh dengan cara atau metode ilmiah disebut ilmu. Atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan berdasrkan metode ilmiah.
Suatu pengetahuan untuk dapat dikatakan pengetahuan ilmiah memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi, Menurut Karlina Supeli Laksono dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan (Epsitomologi) pada Pascasarjana Universitas Indonesia tahun 1998/1999, ilmu pengetahuan ilmiah harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
1.    Sistematik, yaitu merupakan kesatuan teori-teori yang tersusun sebagai suatu sistem.
2.    Objektif atau dikatakan pula sebagai intersubjektif, yaitu teori tersebut terbuka untuk diteliti oleh orang lain/ahli lain, sehingga hasil penelitian bersifat universal.
3.    Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu mengandung kebenaran yang bersifat universal, dengan kata lain dapat diterima oleh orang lain/ahli-ahli lain. 
C.  Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Mengapa dibutuhkan suatu sikap ilmiah? Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan mendapat hasil yang baik pula.
Didalam melakukan penelitian atau pengamatan tidak terlepas dari kegiatan atau eksperimen. Eksperimen sangat menarik, tetapi sekaligus membahayakan. Untuk itu, kita perlu mempunyai sikap dalam melakukan pengamatan supaya dalam bereksperimen dapat berjalan dengan baik. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam seminar, diskusi, loka karya, sara sehan, dan penulisan karya ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah yang harus dimiliki adalah sebagai berikut :
1.      Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
Seorang peneliti harus selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap objek yang terdapat di lingkungannya (peduli terhadaplingkungannya). Sikap ingin tahu terlihat dari kebiasaan bertanya.
2.      Jujur
Seorang peneliti harus dapat menerima apapun hasil penelitiannya, dan tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
3.      Objektif
Seorang peneliti dalam mengemukakan hasil penelitiannya tidak boleh dipengaruhi oleh perasaan pribadinya, tetapi harus berdasarkan kenyataan (fakta) yang ada.
4.      Berpikir secara Terbuka
Seorang peneliti mau menerima kritik dari orang lain, dan mendengarkan pendapat orang lain.
5.      Memiliki Kepedulian
Seorang peneliti mau mengubah pandangannya ketika menemukan bukti
yang baru.
6.      Teliti
Seorang peneliti dalam melakukan penelitian harus teliti dan tidak boleh melakukan kesalahan, karena dapat mempengaruhi hasil penelitiannya.
7.      Tekun
Seorang peneliti harus tekun dan tidak mudah putus asa jika menghadapi masalah dalam penelitiannya.
8.      Berani dan Santun
Seorang peneliti harus berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi.
D.    Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah
Setiap metode yang diigunakan pasti memiliki langkah-langkah yang harus dituruti agar kita dengan mudah mendapatkan hasil yang kita inginkan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan metode ilmiah, antata lain:
1.    Perumusan masalah
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal. Ketertarikan ini karena manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita seperti pertanyaan apa, mengapa, ataupun bagaimana. Jadi perumusan masalah berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta dengan adanya pertanyaan tadi dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersebut. Perumusan masalah juga merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut.

2.    Pembuatan kerangka berfikir
Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan langsung.

3.    Penarikan hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan, prediksi atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas.
Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun hipotesis. Masalah yang dirumuskan harus relevan dengan hipotesis yang diajukan.

4.    Pengujian Hipotesis/eksperiment
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.

5.    Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.

E.  Kelebihan dan Keterbatasan Metode Ilmiah
Setiap metode yang digunakan pasti memiliki kelebihan dan keterbatasan, berikut ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan keterbatasan dari metode  ilmiah.
1.    Kelebihan
·         Metode ilmiah lebih bisa di pertanggung jawabkan, karena di dalamnya adanya bukti-bukti yang konkretdan ada ukuran yang jelas.
·         Jelas, dapat di buktikan dan dapat di amati langsung oleh alat indra manusia.
·         Dapat di di jadikan suatu tolak-ukur untuk penelitian-penelitian selanjutnya (bila tidak terdapat kesalahan).
·         Mengajarkan pada manusia untuk menatap realita dan segala sesuatu yang ada.
·         Logis, karena dapat di buktikan oleh semua orang.
·         Mencintai kebenaran yang objektif dan bersikap adil.
·         Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolute.
·         Tidak percaya pada takhyul, astrologi, maupun untung-untungan.
·         Ingin tau lebih banyak.
·         Tidak berpikir secara prasangka. Tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata.
·         Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut keyakinan ilmiahnya adalah benar.

2.    Keterbatasan
·      Bersifat sementara.
·      Sulit untuk memilih fakta yang benar-benar berkaitan dengan masalah yang akan di pecahkan.
·      Metode ilmiah tidak mungkin bisa menjangkau objek yang bersifat inmateri (ghaib), di karenakan tidak adanya wujud, ukuran dan timbangan yang jelas.
·      Terlalu bergantung pada objek yang ada.
·      Metode ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah. Sebagai contoh, ilmuan mangatakan bahwa sushu diatas puncak merapi adalah 35 derajat c, namun apa yang di kemukan oleh ilmuan akan berubah seiring berubahnya cuaca dan suhu
·      Kurang Valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian di suatu daerah akan bisa di terapkan untuk daerah lain.
·      Membutuhkan waktu yang lama, karena penelitian di lakukan secara berulang.
·      Membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena setiap penelitian memerlukan alat bantu berupa peralatan yang menggunakan teknologi canggih.
·      Dapat terhapus atau tidak dipakai bila terbukti di temukan kesalahan dan bila muncul teori lain yang di anggap lebih berguna.
·      Cenderung kaku dan tidak terpengaruh oleh rasio.


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan makalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
1.      Metode ilmiah adalah suatu proses keilmuan yang tujuannya memperoleh sesuatu secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
2.      Metode ilmiah adalah suatu tahapan tertentu yang dilakukan oleh seorang ilmuwan untuk melakukan suatu penelitian yang didukung dengan hipotesis.
3.      Manusia menggunakan otaknya untuk melakukan penalaran, dan berpikir secara logis dan menganalisa sesuatu. Berbasarkan hasil dari penalaran dan analisis yang dilakukan manusia itu akan melahirkan rasa ingin tahu yang besar pada manusia, sehingga rasa ingin tahu manusia akan terus berkembang.
4.      Dalam memperoleh pengetahuan, dikenal dua metode yaitu metode pendekatan non-imiah dan ilmiah, yang masing-masing dari dua metode tersebut mempunyai cara tersendiri dalam proses memperoleh pengetahuan.
5.      Suatu ilmu pengetahuan dapat dikatakan ilmiah jika mempunyai 3 syarat, yaitu sistematik, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan.
6.      Sikap ilmiah adalah suatu sikap menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar. Sikap ilmiah diperlukan oleh setiap ilmuwan untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan mendapat hasil yang baik pula.
7.      Dalam melakukan suatu penelitian harus mempunyai beberapa metode yang harus dilakukan oleh seorang ilmuwan. Metode ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mudah mendapatkan hasil dan juga mendapatkan hasil yang baik pula.

B.     Kritik dan Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca semuanya. Serta diharapkan dengan diselesaikan makalah ini baik pembaca maupun penulis dapat mengaplikasikan metode ilmiah dengan sebaik mungkin.
Penulis bersedia kritik dan saran yang positif dari pembaca. Kritik dan saran tersebut akan dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki makalah. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan lebih baik lagi.

 


 

 

4 komentar:

  1. Yang sikap ilmiah bisa ditambahi lagi :
    1. Mampu membedakan opini dan fakta
    2. Berani mencoba
    3. Berpendapat secara ilmiah dan kritis
    4. Bekerja sama
    5. Ulet dan gigih
    6. Bertanggung jawab
    Makasih..😀👍

    BalasHapus